Rabu, 16 September 2009

PROYEK TANPA KORUPSI


Buku “Mewujudkan Proyek tanpa Korupsi” Sebuah karya sederhana yang merupakan refleksi dari proses advokasi anggaran (APBD) yang dilakukan oleh KOPEL Sulawesi bersama dengan masyarakat dampingan (Parlemen Group) di Kabupaten Gowa, Takalar, Bulukumba dan Boalemo.
Buku ini, memuat beberapa kasus pelaksanaan proyek fisik yang bermasalah di Kabupaten diatas yang kemudian sedikit banyak mengalami perbaikan karena adanya partisipasi masyarakat dalam proses pengawasan pelaksanaan proyek.
Buku ini diharapkan dapat memberikan pembelajaran bagi masyarakat luas dan juga teman-teman aktifis NGO lainnya yang pingin melakukan advokasi terhadap APBD di daerah. Lebih jauh, buku ini diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran bagi siapa saja, termasuk pemerintah daerah, anggota DPRD atau para pelaksana proyek, tentang pentingnya pelibatan masyarakat dalam mewujudkan proyek fisik (Sekolah, jalan, irigasi, dll) yang kualitas dan layak dinikmati oleh masyarakat itu sendiri.
Buku ini diterbitkan oleh KOPEL Sulawesi dan NDI Jakarta dan ditulis oleh Wakhyono, Firman M, Anwar Razak, dan Herman. Buku ini dapat diperoleh di beberapa toko buku di Makassar atau silahkan dibaca di Perpustakaan KOPEL Sulawesi, jalan Batua Raya 9 no.3.

Selasa, 15 September 2009

LISTRIK PADAM, MEETING TETAP OK


Meeting Evaluasi Program sekaligus persiapan menghadapi libu Ramadhan di gelar hari ini Selasa 15/9/2009. Pertemuan ini berlangsung sekitar 2 jam yang dibuka langsung oleh Bapak Manager Program KOPEL Sulawesi Herman, SPd. Pertemuan ini diwarnai dengan aksi sabotase dari PLN dengan mematikan lampu sekitar 1 jam. Aksi ini sempat menganggu jalannya meeting penting ini. Namun akhirnya peserta meeting menyepakati beberapa agenda untuk bulan Oktober dan November yang siap diaksikan pasca liburan lebaran selama seminggu.
Agenda-agenda tersebut antara lain:
- Workshop Pembentukan Kaukus (beririsan dengan tim TIFA) – Kaukus yang akan dibentuk adalah kaukus yang saama dengan target TIFA
Target group : Anggota DPRD, Masyarakat Sipil dan Pemkot
- FGD 4 Dinas untuk persiapan advokasi APBD 2010
Target Group : Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan , Dinas PU, dan Dinas Koperasi
- Analisis KUA 2010
Meeting ini dihadiri oleh sejumlah personil KOPEL, termasuk bapak Yamin dan asistenya dari Luwu Timur, juga hadir tim TIFA dan IRI, pak Akil, Majid dan Anto, begitu pula tim Uni Eropa Makassar tidak Ketinggalan pak Anwar dan pak Ramli. Dan yang terpenting hadir pula koordinator KOPEL Sulawesi Syamsuddin Alimsyah, beserta staff ahli KOPEL, bapak Winarso, yang jauh-jauh datang dari Tanah Maros. 
Agenda bulan Oktober dan November
1. Workshop Pembentukan Kaukus (beririsan dengan tim TIFA) – Kaukus yang akan dibentuk adalah kaukus yang saama dengan target TIFA
Target group : Anggota DPRD, Masyarakat Sipil dan Pemkot
2. FGD 4 Dinas untuk persiapan advokasi APBD 2010
Target Group : Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan , Dinas PU, dan Dinas Koperasi
3. Analisis KUA 2010
Agenda Tambahan
1. Advokasi Tatib DPRD
2. Pendampingan CSO untuk Pengawasan Anggaran koordinasi dengan Tim Tifa
3. Assistansi anggota DPRD untuk pengawasan DAK koordinasi dengan Tim Tifa

Senin, 14 September 2009

BERCUKUR TAK IKHLAS


Gara-gara Ibunya yang tidak tahan melihat rambut Farhan yang semakin hari semakin gonrong dan kelihatan tidak terurus, akhirnya diputuskan untuk dicukur walaupun kadang-kadang Farhan tidak ingin dicukur secara paksa.

Sore itu, tanggal 9 September 2009, sebelum berangkat ke acara buka puasa di sekretariat KOPEL Sulawesi, Farhan dibawa ke Tukang cukur di Jalan Bung Permai Tamalanrea. Pada awalnya Farhan nyantai aja, katanya pingin gundul seperti ayah.

sesampai di tempat tukang cukur, kelihatannya Farhan sudah tidak mod setelah melihat dua orang mahasiswa yang sedang di cukur gondol. Ayah..., tidak mau ka dicukur... tidak mau.. ayah. Tidak Gondol ji Ben 7.. pulang mo ki Ayah... pulang mi.

Melihat glagat Farhan yang Enggan dicukur, ibu tidak mau kalah. Pokoknya cukur mi deh, sudah berkali-kali mi ke sini mi tapi tidak pernah berhasil mencukurnya, kata ibu. biar mi menangis....

Akhirnya, tiba giliran Farhan. Dengan sikap yang siap melompat Farhan kemudian meronta-ronta minta dilepas. tidak.. mau ka..tidak mau ka..., teriak Farhan. tidak apa-apa ji bu menangis, bagus ji itu melatih jantungnya anak-anak, biasa ji itu menangis, kata Tukang Cukur sambil menyiapkan mesin cukurnya.

Dengan dipengangi ayah dan ibu, Farhan kemudian di cukur sampai gondo. walaupun di tampaknya dia sangat tidak ikhlas sambil berusaha melepaskan diri. Akhirnya, selesai juga. rambut Farhan hanya tersisa 2 cm dari batok kepalanya. kalau dilihat sepentas, gundul deh... Farhan tidak dapat mengelak... Nasi sudah jadi bubur...., kaciann de dulu Farhan...

USI SUDAH SEBULAN DI KAMPUNG MASSILA


hmmm... ntah knapa Usi amat kerasan tinggal di Kampung, sejak tantenya datang dari Massila Bone menjemput pada bulan Juli 2009 Lalu hingga sekarang Usi masih berada di Kampung. Kabar dari tantenya katanya, dia sangat senang di sana karena bisa bermain-main dengan banyak teman dan bisa bermain kemana saja, di jalanan, di pematang sawah, dekat kandang sapi, di bawah kelapa dll, tanpa harus khawatir hilang atau ke tabrak mobil dan motor.


Massila memang masih termasuk kampung yang terhitung masih perawan, pepohanan ada dimana-mana dengan bermacam jenisnya. begitu pula hewan ternak berkeliaran dimana-mana utamanya sapi dan ayam. warga kampung tidak begitu banyak memiliki alternatif kendaraan ketika bepergian ketempat yang kecuali traktor yang mereka rakit menjadi kendaraan sehari-hari.

kampung ini dikelilingi oleh sawah-sawah yang membentang luas dan akan hijau ketika musim tanam padi atau kacang sudah mulai. mungkin karena situasi inilah yang membuat Usi ke asyikan tinggal di kampung dan ibunya pun tidak keberatan dia berlama-lama di sana.